KULI NELAYAN
Oleh : Muhammad Aznilaut menghempas ombak di ujung tanjung,
lalu bergulung mengikis pantai samudra,
dan akhirnya terdampar di atas gusung putih,
kemudian membisu,
melihat bekas-bekas luka kuli-nelayan,
yang berlabu di laut lepas,
namun tak memberikan kesejahteraan bagi penduduknya,
para kuli nelayan bekerja,
memasang kail dan jala di laut,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur,
namun kebutuhan mereka sendiri kekurangan,
meraka memanen untuk juragan,
yang memiliki gedung indah,
keringat mereka bagaikan intan permata,
yang diambil lanun-lanun penguasa lautan lepas,
dan bila mereka menuntut kesejahteraan,
para ahli ekonomi membetulkan letak kursi,
dan menjawabnya dengan mengirim empedu,
penderitaan terpancar,
dari ubun-ubun rakyat negeriku,
dari hari keminggu,
Kuli nelayan berlayar tak tentu arah,
menoleh kekanan menoleh kekiri,
dalam kapal tak menentu,
kuli nelayan menuju lautan lepas,
dan disana disambut dengan ombak,
karena hanya ombak.
Yang mampu menghapus demdam dan air mata,
Kuli nelayan menjerit,
Di dasar laut menjerit,
Bergema dibatu-batu karang.
Kuli nelayan membanting kemudi,
Melempar jala, memasang kail,
Sedangkan di kota orang-orang siap mamangsanya.…
Tarakan, 30 Maret 2013